![]() |
Tarian Tradisonal Kabupaten Alor (Lego - lego) |
Tapi, bukan ini yang akan saya bahas dalam tulisan ini. Tapi, saya akan membahas tentang keunikan sebuah tarian khas tempat ini yaitu taria “lego-lego” (Beku). Iya, tarian Lego-lego. tarian ini merupakan tarian yang akan kita jumpai ketika ada upacara besar (Adat/Kebangsaan) di tempat ini. Tarian yang wajib dilakukan ketika ada upacara besar seperti;
- Khitanan Massal (Sunna Karra),
- Pembangunan Rumah Adat (Karajjang Umma Hada),
- Pembangunan Masjid (Karajjang Umma Sigi), dan
- Upacara Besar lainnya.
- Maingsa (Orang-orang yang menari),
- Gung/Bafa (Gong dan Tambur), dan
- Liang pukung (Pimpinan lego-lego/orang yang menjadi pemandu dalam berbalas pantun).
Dalam tarian ini, para penari akan diiringi oleh Alat musik Gong dan Tambur, Kemudian Pimpinan tarian akan lebih dulu menyanyikan pantun yang berisi nasehat-nasehat atau pepatah-pepatah bijak dari leluhur mereka, kemudian para penari-pun membalas pantun tersebut secara bersamaan diiringi dengan langkah kaki yang khas membuat hati dan kaki pembaca tentunya tak tahan ingin bergabung dalam lingkaran tarian lego-lego. selain berbentuk lingkaran, jemari para penari lego-lego harus saling bergandengan. Hal ini menggambarkan Persatuan dan persaudaraan yang harmonis.
Tarian ini tidak hanya kita jumpai di Desa Dulolong tetapi juga di desa-desa pesisir lainnya. seperti Desa Ampera, Desa Desa Lefokisu dan beberap desa lainnya. Bahkan hampir di seluruh kabupaten Alor sering dilakukan tarian lego - lego ini.
Pembaca sekalian tentunya akan merasakan berjuta keunikan dan akan tercengang dengan makna filosofis yang tersirat dari tarian lego - lego atau beku ini. Penasaran?
Salam “Kuli Mati-mati, hakki tifang laffo”
(Berjuanglah semampumu, Jangan lupa kampung halamanmu)
Reporter : Aljihat Kamahi